BATU BARA, Bundarantimes.com – Pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan staf Pemkab Batubara mengaku resah akibat dugaan intimidasi yang dilakukan oleh salah satu oknum tim sukses (TS) pasangan calon nomor urut 03, Zahir-Aslam Rayuda.
Tekanan ini membuat ketidaknyamanan dalam lingkungan kerja OPD, yang justru berimbas pada pelayanan publik di Batubara.
Menurut Arsyad Nainggolan, juru bicara tim pemenangan pasangan calon Baharuddin Siagian dan Syafrizal, dugaan intimidasi yang dilakukan oleh oknum bernama SH salah satu TS pasangan nomor urut 03 telah melampaui batas dan mencederai asas netralitas aparatur sipil negara (ASN) dalam pilkada.
“Tindakan oknum tersebut sungguh sangat disayangkan, ini bukan hanya merusak demokrasi tetapi juga melanggar hak-hak ASN sebagai warga negara,” ujar Arsyad kepada wartawan, Sabtu (9/11/2024).
Arsyad mengecam tindakan yang disebutnya sebagai intimidasi terselubung oleh SH yang dikenal sebagai mantan Direktur BUMD PT. Batra Jaya Batubara. Ia menilai, perilaku arogan oknum ini tidak mencerminkan etika pejabat publik.
“SH Cs ini besar cakap saja, ketika menjabat Direktur BUMD, dia tidak berhasil melakukan perubahan signifikan. Justru, BUMD tumpur dan menggantungkan anggaran pada APBD. Bahkan, ada indikasi masalah hukum dalam usaha pabrik es di Tanjung Tiram dan proyek rehab workshop di Desa Cinta Damai, Kecamatan Air Putih,” lanjut Arsyad.
Lebih jauh, Arsyad mengungkapkan bahwa tekanan tersebut bahkan telah sampai ke tingkat desa. Ia meminta agar camat, kepala desa, dan pimpinan OPD tidak takut, karena netralitas ASN dalam Pilkada telah dijamin oleh Undang-Undang.
Namun, menurut Arsyad, mereka merasa terpaksa tunduk akibat adanya “intervensi” dari mantan Bupati Zahir melalui pengaruh sang adik, yang dikenal sebagai “Pangeran” di kalangan birokrasi Batubara.
“Saya tahu para pimpinan OPD, camat, dan kepala desa merasa tertekan, terpaksa bersikap pasif karena khawatir. Mereka hanya bisa ‘ongop baung’ dengan kondisi ini,” ujar Arsyad, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap kenyamanan ASN dalam bekerja.
Arsyad meminta aparat kepolisian untuk segera mengambil langkah-langkah yang terukur agar para pimpinan OPD, camat, dan kepala Desa dapat menjalankan tugas dengan tenang, tanpa tekanan politik.
Selain itu, ia menyarankan para pimpinan OPD untuk membuat laporan resmi kepada pihak berwenang guna menghindari eskalasi yang lebih besar dan agar pelaksanaan Pilkada tetap kondusif.
Sayangnya, ketika sejumlah mencoba mengkonfirmasi SH melalui via panggilan WhatsApp, Sabtu (9/11/24) malam, SH tidak mengangkat. (Red)