BATU BARA, Bundarantimes.com – Pemerintah Kabupaten Batu Bara, melalui Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana (P2KB) terus gencar melakukan pencegahan stunting. Baru dua hari yang lalu, meluncurkan terobosan baru yaitu, bapak asuh anak stunting. Kini Dinkes P2KB kembali menggelar Pelatihan Konseling Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) di Aula Buffet Mangga Kecamatan Sei Suka, Selasa (05/07/2022).
Pelaksanaan konseling ini digelar selama 4 hari, dimulai Selasa – Jum’at 05-08 Juli 2022 dengan melibatkan peserta sebanyak 55 orang.
Dimulai dari pelayanan kesehatan fasilitas dari Puskesmas se-Kabupaten Batubara, yang terdiri Tenaga Pelaksana Gizi (TPG)/Nutrisionis, Bidan koordinator pelayanan kesehatan ibu dan anak, Bunda PAUD, hingga perwakilan Kader PKK Kecamatan di 12 Kecamatan se-Kabupaten Batubara.
Kepala Dinas Kesehatan P2KB drg. Wahid Khusyairi, MM menyebutkan, saat ini permasalahan stunting (gagal tumbuh) menjadi isu utama yang wajib untuk segera dilakukan penanganan dengan pelibatan seluruh sumber daya yang ada.
“Karena penyebab dari stunting tidak hanya rendahnya asupan gizi pada 1.000 hari pertama kehidupan, yakni sejak janin hingga bayi umur dua tahun. Tetapi juga, buruknya fasilitas sanitasi, minimnya akses air bersih, dan kurangnya kebersihan lingkungan juga menjadi penyebab stunting ini,”Ujarnya.
Oleh karenanya, Pemerintah Kabupaten Batubara terus menerus melakukan upaya penanganan stunting dalam rangka mendukung program Nasional untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) unggul dan berkualitas.
Berdasarkan Peraturan Presiden no. 72 tahun 2021, stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang badan/tinggi badan berada dibawah standart yang ditetapkan oleh Menteri yang menyelenggarakan urusan Pemerintahan di bidang kesehatan.
Adapun faktor determinan penyebab stunting karena, yaitu kurangnya asupan gizi, pola asuh yang tidak tepat, pelayanan kesehatan yang tidak optimal, serta kondisi air minum dan sanitasi lingkungan sekitarnya yang tidak sehat.
Lebih lanjut dikatakannya, gambaran prevalensi balita stunting berdasarkan SSGI tahun 2021, Kabupaten Batubara mencapai 30,9 % dengan target Nasional 21,1 %, prevalensi balita wasting (balita sangat kurus dan kurus) mencapai 10,3% dengan target Nasional 7,8% dan prevalensi balita underweight (balita gizi kurang) mencapai 16,5% dengan target nasional 15%.
Sementara prevalensi stunting Kabupaten Batubara mencapai 18,35% (entry data balita 93,20%) berdasarkan data EPPGBM pada pengukuran ulang yang dilaksanakan pada bulan Maret tahun 2022.
Senada dikatakan Kabid Kesehatan Masyarakat Abdul Fuad Helmi SKM. M. Kes, menjelaskan bahwa kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mempersiapkan petugas kesehatan di tingkat Kabupaten dan Puskesmas dengan pengetahuan teknis tentang praktik pemberian makanan pada ibu hamil, bayi dan anak, dengan menggunakan media komunikasi dan alat bantu konseling secara efektif.
“Setelah mengikuti pelatihan, peserta mampu, menjelaskan konsep pemberian makan bagi bayi dan anak, melakukan praktik pemberian air susu ibu (ASI), melakukan pemberian makan ibu hamil, Ibu Menyusui dan Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI),”
Konseling PMBA ini juga diharapkan bagi peserta, agar mampu melakukan pemantauan pertumbuhan, menjelaskan gizi dan kesehatan untuk ibu dan anak, hingga menjelaskan rujukan anak sakit ke fasilitas kesehatan.
Sebagai rencana tindak lanjut kegiatan ini, Abdul Fuad menjelaskan, bahwa tenaga yang telah dilatih akan menjadi Instruktur PMBA di tingkat Kecamatan yang akan melatih para Kader Kesehatan di wilayah Desa/Kelurahan dalam pengelolaan Dapur Sehat (DASHAT) sebagai Pusat Pemulihan Gizi (PPG) penanganan balita stunting.