SIANTAR, Bundarantimes.com – Perayaan Natal di Kota Pematangsiantar semakin meriah dengan karnaval Bagak Marnatal. Karnaval yang digagas pendiri Yayasan Bagak Bane Raja Manalu itu berlangsung dari atas mobil trailer.
Perayaan Natal dengan tema Bagak Marnatal tersebut diikuti ribuan masyarakat Siantar-Simalungun. Titik start dan finish perayaan Natal tersebut dilaksanakan di Kantor Bagak Jalan Asahan KM 4 Komplek Meranti Land, Kecamatan Siantar, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Minggu (25/12/2022).
Bane Raja Manalu mengatakan bahwa kebahagian Natal harus dirasakan bersama. Dia berharap Bagak Marnatal bisa menjadi kebahagiaan untuk para pegiat seni, masyarakat, dan kebahagiaan pegiat UMKM di Siantar-Simalungun.
“Bagak Marnatal akan menjadi agenda tahunan di Siantar-Simalungun. Terima kasih kepada semua tim yang terlibat menyukseskan acara perayaan Natal bersama ini. Di antaranya, Guido, Punxgoaran Band, Leo dan Kawan-kawan, Sihoda, dan masyarakat Siantar-Simalungun,” ujar alumni SMA Negeri 3 Pematangsiantar tersebut.
Bane yang merupakan Staf Khusus Menteri Hukum dan HAM ini mengungkapkan bahwa Natal harus dapat menjadi virus sukacita untuk masyarakat Siantar-Simalungun.
“Mudahan-mudahan virus sukacita menjadi virus yang menyenangkan bagi masyarakat Siantar-Simalungun,” ungkap Bane Raja Manalu.
Yayasan Bagak, salah satu programnya adalah bergerak untuk membuat UMKM lebih berdaya, mandiri secara ekonomi, dan para pelaku UMKM dapat merdeka secara keuangan.
“Mimpi tim yang bergabung dalam Bagak adalah menciptakan manusia-manusia yang Bagak. Manusia yang merdeka secara keuangan,” ujar alumni Universitas Indonesia tersebut.
Desi Marbun, salah seorang masyarakat Siantar yang turut mengikuti Bagak Marnatal mengapresiasi perayaan Natal yang digagas Bane Raja Manalu. Menurut dia, konsepnya sangat menghibur dan membuat ribuan masyarakat Siantar semakin merasakan kebahagian Natal.
“Konsep Perayaan Natal ini meningkatkan toleransi di Kota Pematangsiantar yang sudah kian memudar. Konsep Perayaan Natal yang digelar Bane Raja Manalu dirasakan semua umat. Diikuti banyak orang yang non Kristen. Konsep seperti ini harus ditingkatkan. Dulunya Kota Pematangsiantar adalah kota paling toleran,” beber ibu dua orang anak tersebut.
Pdt Maruasas Nainggolan, dalam khotbahnya mengutarakan bahwa Bane Raja Manalu punya semangat mewujudkan mimpi bersama. Ada kebaharuan di Kota Pematangsiantar.
“Saya senang ada di tengah-tengah masyarakat yang ingin maju dan punya terobosan. Duduk bersama dan berjuang bersama menghadirkan damai bersama dalam kehidupan kita,” pungkasnya.
Di sela-sela perayaan Natal, Bane Raja Manalu yang juga menjabat sebagai Komisaris PT Waskita Realty (BUMN) menyantuni puluhan anak yatim. (rel)