Menu

Mode Gelap

Opini · 8 Agu 2023 17:46 WIB

Peserta Advance Training Badko HMI Sumut Lakukan Penelitian di Kampung Matfa Kecamatan Sei Lepan Labupaten Langkat


 Peserta Advance Training Badko HMI Sumut Lakukan Penelitian di Kampung Matfa Kecamatan Sei Lepan Labupaten Langkat Perbesar

LANGKAT, Bundarantimes.com – Kampung Darussalam di Langkat, Sumatra Utara adalah sebuah permukiman yang dengan mandiri menghidupi seluruh warganya menggunakan dana swadaya dan gotong royong masyarakat desa. Desa ini dikenal juga dengan Kampung Matfa (Majelis Ta’lim Fardhu Ain) atau Kampung Kasih Sayang.

Sistem sosial yang diterapkan penduduk Kampung Matfa didasari dengan dua hal, kasih dan sayang. Semuanya dilakukan secara bersama-sama dan diputuskan melalui musyawarah.

Sekelompok mahasiswa peserta training lk3 Badko HMI Sumatera utara 2023 turun ke kampung tersebut untuk menganalisa praktek tersebut dan melakukan wawancara langsung depan pimpinan kampung tersebut yaitu Tuan Imam Hanafi.

Beliau mengatakan bahwasanya Pengelolaan keuangan melalui baitul mal sebagai wadah yang mengumpulkan keuntungan dari berbagai sektor. Tidak semua dikumpulkan ke baitul mal, ada yang diputar untuk modal kembali dan ada yang untuk hal-hal lainnya. Baitul mal nantinya akan memenuhi kebutuhan masyarakat dari mulai sandang, pangan, papan setiap harinya. Apabila keuangan defisit untuk kebutuhan, maka masyarakat secara gotong royong berupaya untuk mencukupi kebutuhan tersebut. Pengelola keuangan diberikan pada orang yang mumpuni di bidangnya dan dibahas serta disampaikan kepada masyarakat secara umum tiap tahunnya. Setiap minggunya juga terdapat rapat rutin kepala majelis di surau”.

Di kampung yang berdiri pada tahun 2012 ini,
hampir semua kebutuhan warganya dicukupi dan dikelola secara mandiri. Untuk urusan makan, misalnya, kampung berjuluk Kampung Kasih Sayang ini memiliki dapur umum berupa ruang terbuka seluas 10 x 10 meter yang terletak persis di tengah persimpangan “rumah-rumah”.

Tiap hari, sekitar dua puluh hingga tiga puluh orang bertugas menyiapkan makanan untuk seluruh warga untuk tiga kali makan: pagi, siang, dan malam. Ketika tiba waktunya makanan siap, perwakilan tiap keluarga akan mengambil jatah makanan tersebut. Jadi, tiap harinya, seluruh warga kampung makan dengan menu yang sama.

Jadi melalui pengelolaan baitul mal yang sudah di bagi sektor sektor pengelola nya menjadi solusi bagi seluruh masyarakat yg ada di kampung tersebut untuk menjalani kehidupan sehari secara bersama sama dan bergotong royong.

Kampung tersebut berhasil menciptakan kemandirian ekonomi sehingga seluruh masyarakat tidak ada yg merasa kesusahan dan sistem pembagian nya sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.

Kelompok tersebut terdiri dari Hardian Tri Syamsuri, Zikri Ghufranillah, Muhammad Nashry, Maulana Taslam dan Roni Ritonga.

Artikel ini telah dibaca 33 kali

badge-check

Redaksi

Iklan 2
Baca Lainnya

Kebijakan Pertahanan Indonesia: Antara Kepentingan Nasional dan Tantangan Global

11 Mei 2024 - 22:50 WIB

Pemilihan Umum Sebagai Kemerdekaan Yang Hakiki

4 Desember 2023 - 13:16 WIB

Kasus Gibran Dan Nasehat Untuk Pendukung Jokowi

28 Oktober 2023 - 13:51 WIB

Komorbid Demokrasi Melalui Agenda Oligariki dan Politik Dinasti

19 Oktober 2023 - 19:11 WIB

Gibran Wapres dan Skenario Legacy Jokowi

14 Oktober 2023 - 10:15 WIB

78 Tahun Indonesia Merdeka Rakyat Tak Mampu Semangkin Melaju

17 Agustus 2023 - 11:47 WIB

Trending di Opini